Monthly Archives: November 2011

Kontradiksi Dalam Sebuah Idealisme


Berikut merupakan beberapa poin – poin yang terjadi disekitar saya dan menurut saya memperlihatkan adanya kontradiksi antara apa pernyataan dan tindakan. Mungkin disini perlu dipahami secara baik – baik dan ketika menemukan ada kejanggalan dengan apa yang saya tulis. Ini adalah murni hasil pemikiran saya dan mungkin saja dalam penyajiannya kurang enak untuk langsung dipahami walaupun mempunyai maksud yang mungkin akan Anda sadari kemudian. Poin – poin ini berkaitan dengan masalah RA yang sedang terjadi di himpunan tercinta saya.

Di satu sisi sebagian besar orang bilang bahwa mereka gak dateng RA (Rapat Anggota) karena publikasi dan pensuasanaan betapa pentingnya RA (belum tercerdaskan).

Kenyataannya, banyak juga yang bilang bahwa gak ada esensinya dateng RA, mereka bilang, “Ngapain dateng RA? Paling juga cuma duduk dan dengerin orang ngomong doang. kaya gak ada kerjaan lain aja?”

Lanjutkan membaca


RA (Rapat Anggota), Sebuah Kedudukan Tertinggikah di Sebuah Himpunan???


Rapat Anggota atau lebih kita kenal dengan RA secara konstitusi adalah kedudukan tertinggi dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Farmasi ‘Ars Praeparandi’ ITB. Hal ini juga jelas tercantum dalam AD/ART, tapi hal tersebut menurut saya hanya sebatas retorika belaka. Kenapa? Hal ini jelas terlihat dari keberlangsungan RA yang selam ini telah terlaksana, khususnya selam 3 tahun terakhir, dimana saya sudah menjadi anggota aktif himpunan sehingga saya tahu apa yang terjadi.

Secara AD/ART, setiap RA mengharuskan kehadiran anggota aktif, minimal 2/3 dari anggota. Namun, pada kenyataannya hal itu belum pernah tercapai. Bayangkan, dari total sekitar 450-an anggota aktif, yang hadir gak pernah menyentuh angka 100. Dari kenyataan – kenyataan yang terjadi kemudian muncul beberapa pertanyaan, Apakah RA ini masih menjadi sebuah tonggak tertinggi dari himpunan ini? Apakah sistem RA yang sekarang masih layak untuk dipertahankan? Apakah anggota aktif mengerti akan pentingnya RA ini? Apakah perlu perubahan mendasar untuk kebaikan nasib himpunan ini, terutama masalah komitmen?

Itu hanya sedikit sekali pertanyaan – pertanyaan yang muncul ketika masalah RA menguak. Disini tentunya tidak serta merta bisa kita simpulkan dari kejadian yang ada. Kita perlu mangkaji lebih jauh masalah apa yang terjadi sehingga kita bisa mengambil kebijakan yang terbaik. Selama ini ketika tidak terjadi kuorum hanya ditunda sekitar 30 menit dan RA bisa dilanjutkan karena begitulah yang diatur di AD/ART. Mungkin ini merupakan sikap lembek dalam menghadapi massa himpunan. Mungkin kita perlu mengkaji apakah sikap yang demikian masih cukup efektif. Mungkin kita perlu mengambil tindakan lebih tegas untuk menindak lanjuti masalah ini. Mungkin kita perlu benar – benar menunda RA sampai terbentu kuorum sampai batas waktu tertentu. Nantinya ketika masih menghasilkan hal yang kurang diharapkan, berarti menunjukkan bahwa massa himpuna sudah tidak bisa diperlakukan secara lelembek maupun keras sehingga perlu ada perubahan hal mendasar mengenai sistem RA ini. Hal – hal mendasar ini bisa meliputi jumlah kehadiran, siapa yang hadir, rentang RA, kenyamanan RA, dan lain sebagainya.

Mari kita tunggu langkah konkrit menuju perubahan RA yang lebih baik!!!

Buktikan kalau RA memang benar – benar bisa TERASA manfaatnya bagi himpunan ini!!!


Nyate (lagi) bareng Perhimak Bandung


Minggu, 6 November 2011, bertepatan dengan hari Idul Adha 1432 H. Ini adaah kali ketiga saya berlebaran Idul Adha di Bandung dan kali ke empat tak berlebaran Idul Adha di rumah secara berturut – urut. Idul Adha kali ini Perhimak Bandung terbilang cukup sepi karena banyak yang mudik. Saya sendiri memilih untuk tidak mudik karena ingin mencoba beristirahat dari aktivitas kampus yang cukup padat (maklum aktivis himpunan, haha). Seperti tahun – tahun sebelumnya, saya sholat di dilapangan yayasan Al Falah, Dago, deket kosan. Sholat dimulai sekitar jam 06.30 dan diakhiri dengan khutbah sekitar sampai 07.15. Pada malam hari sebelum Idul Adha seperti biasa mengumandangkan gema takbir, ditemani laptop tercinta.

Setelah selesai sholat, aktivitas sehari – hari berjalan normal, hanya kesulitan mencari makan. Bahkan saya gak makan nasi sampai sore hari, males keluar jauh untuk membeli makan. Seperti biasa Perhimak mendapatkan jatah karcis buat ngambil jatah daging kirban, kebetulan kami dapat tiga kupon. Ketika sore menjelang kita mengambil jatah kita dan kebetulan juga dapet jatah tambahan dari pak RT, lumayan jadi dapet banyak. Seperti biasa ada yang menginisiasi dan melakukan langkah nyata untuk bikin sate. Kalau saya hanya ikutan aja, kalau mau bikin sate ayuk aja. Saya pun gak mau pegang – pegang daging untuk memotong atau sekedar menusuknya. Untuk bumbu sendiri, kita dibantu tetangga depan yang punya warung, jadi rasanya cukup terjamin. Saya lebih memilih untuk menggarang sate saja karena gak akan bau daging, tapi malah jadi bau asep sih.

Setelah sate beres digarang, sate dinikmati bersama – sama. Kebetulan ada sekitar 14 orang yang ikut menikmati sate hasil garangan saya. Beberapa sate ada yang terlihat matang sebagian sih tapi itu bukan hasil garangan saya karena saya sempat break untuk sholat maghrib, sehingga digantikan orang lain, hehehe. Pas kita selesai makan – makan ternyata masih ada yang dateng lagi, anggota Perhimak Bandung yang lain sambil membawa daging juga. Akhirnya ada sesi kedua buat nyate lagi. Disini saya memilih tidak ikut lagi karena merasa udah capek. Tapi karena arang yang tersedia juga abis, akhirnya sate – sate kloter kedua yang belum mateng digoreng, hahaha.

Kalau dipikir – pikir kegiatan nyate ini gak berimbang antara hasil yang didapat dan kerja kerasnya. Bayangkan saja dengan mengolah hampir 2 jam lebih, kita cuma bisa menikmati 5-6 sunduk sate. Akan tetapi hasil akhir memang gak selalu menjadi tolak ukur untuk mengerjakan sesuatu. Dibalik kegiatan menyate ini ada kebersamaan yang tak ternilai harganya, kebersamaan sebagai satu Perhimak Bandung yang sungguh terasa dalam hal – hal seperti ini. Akankah saya masih menulis dengan topik yang sama tahun depan? tunggu saja kelanjutannya, hahaha…


Notulensi Hearing 2 ‘Inovasi dan Struktur Organisasi’ dari Caketum no. 3 – Lugas, tegas, pas…(AsAsAs)


Ini adalah lanjutan post sebelumnya, masih seputar tentang pemilu HMF ‘Arspraeparandi’ ITB, dimana karir saya didunia keorganisasian kampus mulai berkembang.

Struktur Organisasi

Struktur yang kami tawarkan adalah Ketua dengan dibantu 6 bidang sebagai berikut :

  • Kesekjenan

– SekUm :kesekretariatan (surat menyurat)

– Keuangan :bendahara dankoordinator pencarian dana

– BRT :koordinator kenyamanan sekre serta perawatan dan pengadaan aset HMF

  • Internal

– Kerohanian :koordinasi hubungan

– OMG :koordinator acara kekeluargaan, olahraga, minat lain

– Internal Kampus :koordinator hubungan dengan KM, Himp lain, kunjungnan luar

  • Eksternal

– IPSF : koordinator pendelegasian dan peranan aktif anggota

– JMKI : koordinator pendelegasian dan peranan aktif anggota

– Ismafarsi :koordinator pendelegasian dan peranan aktif anggota

– IA :koordinator database, pertemuan alumni, humas ke alumni,

  • Akademik dan Keprofesian

– Farmastudy = akademik :koordinasi tutorial, pengelolaan perpus, PKM, terjemah buku, perwakilan lomba

– Farmashare = koordinasi pengabdian masyarakat :follow up Fardes, pembinaan pantai asuhan

– Farmacare = workshop kefarmasian

  • Komunikasi dan Informasi

Sebagai sarana penginformasian segala informasi dan kegiatan baik dari HMF, SF, Kampus, maupun luar

  • Pengembangan Organisasi

– PSDA = kaderisai

– MSDP = pengkaderan pengurus misal, tapsus

– LitBang = mengkaji masalah mendasar di HMF : kajian AD/ART dan peraturan khusus untuk BS

Lanjutkan membaca


Review pemaparan Visi Misi, persembahan dari Caketum no. 3


Berikut adalah sedikit pengalaman yang saya dapatkan, kira – kira satu tahun yang lalu. Tujuan saya mempublikasikan tulisan ini bukanlah untuk pamer atau teman – temannya. Mudah – mudahan apa yang saya pos dapat memberikan gambaran tentang sebuah mimpi, mimpi untuk menjadi orang yang memberikan manfaat yang terasa bagi orang – orang disekitar. 

VISI

 “HMF sebagai satu kesatuan organisasi yang terintregasikan secara utuh untuk memberikan wawasan yang manfaat dan terasa bagi semua anggota.”

‘HMF sebagai satu kesatuan organisasi yang terintregasikan secara utuh’

  • Pembentukan organisasi yang dapat bersinergi baik antar anggota , anggota – BP, maupun organisasi – SF.
  • Pembentukan Badan Pengurus yang kokoh sehingga mendapat kepercayaan dalam memipin dan menginspirasi anggota serta pihak – pihak terkait untuk berperan aktif.

‘wawasan’

  • Akademik : asas kefarmasian –>pemanfaatan aset HMF,terutama perpustakaan
  • Non-akademik: asas kemahasiswaan, aplikasi keilmuan; asas kefarmasian, aplikasi keilmuan;  pembelajaran organisasi berbagai kegiatan
  • Internal
    • Internal HMF:
      –  asas ketuhanan (agama sebagai pedoman hidup, pribadi dan organisasi)

–  asas kekeluargaan (proses pendidikan dan pendewasaan individu serta organisasi

–  informasi tentang AD/ART, peraturan yang berlaku, hak dan kewajiban anggota

  • Internal kampus  :
    –  asas kemahasiswaan àperan kita kepada masyarakat sebagai intelek

–  informasi perkembangan kemahasiswaan terpusat, khususnya KM

  • Eksternal : informasi organisasi diluar kampus (peran mereka dan kita)

‘manfaat dan terasa’

Kata “manfaat” dan “terasa” merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, ibarat dua sisi uang logam. Manfaat itu harus terasa bagi semua pihak yang terkait, terutama yang terkait secara langsung baik itu pera perangkat (panitia) maupun objek (sasaran kegiatan).

‘bagi semua anggota’

Manfaat dan terasa diharapkan dinikmati semua anggota, sesuai dengan hak dan keawiban serta proporsi masing – masing. Setiap orang punya tujuan tersendiri dalam kuliah baik itu akademik secara mutlak maupun ada yang ingi berorganisasi, kita tempatkan mereka sesuai keinginginan. Yang konsen diakademik bisa kita arahkan ke pengembangan wawasan akademik maupun non akademik yang tertuju pada aplikasi keilmuwanàtutorial, PKM, kompetisi keilmuwan. Adapun orang – orang yang punya minat di keorganisasian bisa tempatkan mereka dibidangnya. àpengorganisasian berbagai kegiatan

Lanjutkan membaca